Pelayanan yang berorientasi pada kebutuhan masyarakat

. Pendekatan educative dalam peran serta masyarakat
Satu hal yang tidak boleh dilupakan dalam rangka membangun masyarakat desa adalah pendekatan yang kita gunakan. Jika kemandirian masyarakat desa yang diharapkan, maka jelas yang diterapkan haruslah berupa pendekatan edukatif.
Dalam pendekatan ini ujung tombaknya adalah gerakan pemberdayaan, yang memiliki tiga mata tombak (disebut trisula), yaitu konseling, kunjungan rumah, dan pengorganisasian masyarakat. Ketiga mata tombak ini pada hakikatnya adalah upaya memfasilitasi proses pemecahan masalah  dalam diri sasaran/ klien. Pemberdayaan itupun tidak dilakukan serta merta, melainkan secara berjenjang. Para petugas kesehatan dan petugas lintas sektoral terkait memberdayakan pemuka-pemuka masyarakat, yang disusul dengan gerakan para pemuka masyarakat untuk memberdayakan unsure-unsur  masyarakat (yaitu, kader), akhirnya para kader bergerak memberdayakan seluruh masyarakat.
Pendekatan edukatif memerlukan kesabaran dan ketangguhan dari para petugas (penggerak), karena mereka harus mengawal proses secara berkelanjutan hingga tercapainya kemandirian masyarakat. Di jajaran kesehatan, penggerak awal adalah para petugas di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, rumah sakit, serta puskesmas dan jaringan.
Demikian juga yang tidak kalah pentingnya adalah motivasi para kader yang erat kaitannya dengan keberlangsungan Desa Siaga. Upaya memotivasi kader hendaknya dikembangkan secara rasional atas dasar pertimbangan guna memenuhi kebutuhan para kader. Betapapun kader adalah juga manusia, yang memilikikebutuhan-kebutuhan dalam hidupnya. Banyak kader yang masih disibukkan oleh upaya memenuhi kebutuhan dasarnya berupa sandang, pangan, papan, walaupun tidak sedikit juga yang sudah mulai berorientasi kepada kebutuhan –kebutuhan social dan psikologis.
  1. B. Pelayanan yang berorientasi pada kebutuhan masyarakat
Agar dapat dapat memberikan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat bidan harus dapat melakukan komunikasi yang baik dengan masyarakat. Komunikasi yang nyata adalah sikap. Komunikasi tersebut melibatkan lebih banyak proses mendengarkan dan pada proses berbicara, merupakan suatu proses interaksi yang tetap yang ditujukan untuk suatu kesepakatan. Komunikasi yang baik akan membentuk pengetahuan & tanggungjawab orang-orang yang terlibat didalammnya. Sebaliknya jika keadaan komunikasi banyak rahasia, tidak tahu apa-apa menerima sedikit komunikasi akan membuat mereka merasa ditinggalkan, lemah dan tersingkir, yang akan menyulut suasana ketidakpercayaan antar komunikator dan komunikan.
Komunikasi didalam masyarakat seharusnya bentuknya terbuka, dua arah dan sering dilakukan . harus ada bukti yang dapat dilihat tentang adanya proses mendengarkan yang baik, mekanisme umpan balik, informasi dan diskusi tetap tentang adanya proses mendengarkan yang baik, mekanisme umpan balik, informasi dan diskusi tetap tentang bagaimana organisasi tersebut melakukan semuanya.
Komunikasi yang baik dapat menunjukkan  rasa hormat kepada orang lain dan memperlihatkan bahwa pandangan dan opini mereka dihargai. Selanjutnya hal ini dapat membuat masyarakat mau mengambil keputusan sendiri dan mengusulkan ide-idenya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan seorang bidan dalam berkomunikasi kepada masyarakat adalah sebagai berikut:
  1. Jangan terlalu banyak bicara, cobalah untuk tidak menyela.
  2. Jangan meneruskan kalimat mereka atau mengantisipasi apa yang sedang mereka ucapkan
  3. Tanyakan apabila anda merasa kurang jelas
  4. Lebih baik membicarakan sesuatu dengan cara bertatap muka, daripada berkomunikasi secara tertulis.
  1. C. Menggunakan / memanfaatkan fasilitas dan potensi yang ada di masyarakat
Pemberdayaan adalah bagian dari paradigma pembangunan yang memfokuskan perhatiannya kepada semua aspek yang prinsipil dari manusia dilingkungannya yakni mulai dari aspek  intelektual (sumber daya manusia), yakni aspek material dan fisik, sampai kepada aspek manajerial. Pemberdayaan masyarakat terkait dengan pemberian akses bagi masyarakat, lembaga, dan organisasi masyarakat dalam memperoleh dan memanfaatkan hak masyarakat bagi peningkatan hidup social, ekonomi, politik dan kesehatan. Oleh sebab itu, pemberdayaan masyarakat amat penting untuk mengatasi ketidakmampuan masyarakat yang disebabkan oleh keterbatasan akses, kurangnya pengetahuan, dan keterampilan, adanya kondisi kemiskinan yg dialami sebagian masyarakat, dan adanya keengganan untuk membagi wewenang dan sumber daya yang berada pada pemerintah kepada masyarakat.
Potensi masyarakat untuk mengembangkan kelembagaan keswadayaan ternyata telah meningkat akibat kemajuan sosila ekonomi masyarakat. Pada masa depan perlu dikembangkan lebih lanjut potensi keswadayaan masyrakat,terutama keterlibatan masyarakat pada berbagai kegiatan yang dapat meningkatkan ketahanan social dan kepedulian masyarakat luas dalam memecahkan masalah kemasyrakatan.
sumber: Meilani Niken , dkk. Kebidanan Komunitas, 2009. Fitramaya. Yogyakarta